Jenis dan Distribusi Kerang yang Dipasarkan di Desa Playangan
Rabu, 1 Januari 2025 08:07 WIB
Desa Playanganmemiliki potensi besar sebagai sentra pemasaran kerang. Jenis-jenis kerang apa sajakah ang dipasarkan di sana? Dan bagaimana pula pola distribusinya?
Jenis dan Distribusi Kerang yang Dipasarkan di Desa Playangan
Ahmad Rofik Darmawan1), Tiya Sifani2)
Jurusan tadris biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon
PENDAHULUAN
Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut dan proses alami di darat, seperti aliran air tawar, serta aktivitas manusia di darat (Ridlo & Yuliani, 2018). Bivalvia adalah biota bentik yang hidup di substrat dasar perairan dan sering digunakan sebagai bioindikator untuk menilai kualitas perairan. Kepadatan jenis menggambarkan tingkat keanekaragaman organisme dalam suatu komunitas, yang bergantung pada pemerataan individu tiap jenisnya. Kepadatan jenis dinilai rendah jika pemerataannya tidak merata (Sitompul, 2020).
Kerang adalah komoditas perikanan penting yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berperan dalam pemenuhan kebutuhan protein masyarakat. Di Indonesia, keberagaman jenis kerang sangat melimpah, mulai dari kerang hijau (Perna viridis), kerang darah (Anadara granosa), hingga kerang lainnya Tje et al., (2019). Desa Playangan, yang terletak di wilayah pesisir, memiliki potensi besar sebagai sentra pemasaran kerang. Aktivitas pemasaran kerang dipengaruhi oleh jenis yang tersedia, pola distribusi, dan permintaan pasar.
Keanekaragaman jenis kerang yang dipasarkan tidak hanya bergantung pada hasil tangkapan lokal, tetapi juga pada pasokan dari wilayah lain. Faktor-faktor seperti musim penangkapan, kualitas lingkungan, dan metode penangkapan turut memengaruhi ketersediaan jenis kerang di pasar lokal (Ferijal & Mahdi, 2023). Pemahaman mengenai jenis dan distribusi kerang di Desa Playangan sangat penting untuk mendukung pengelolaan sumber daya kerang secara berkelanjutan dan peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
Cuaca merupakan kendala utama bagi para nelayan. Perubahan cuaca yang tidak menentu, seperti angin kencang, gelombang tinggi, dan hujan deras, dapat membahayakan keselamatan mereka di laut (Ulfa, 2018). Cuaca ekstrem sering merusak alat tangkap ikan dan peralatan lainnya. Selain itu, perubahan musim mempengaruhi hasil tangkapan ikan. Ketidakstabilan cuaca membuat perhitungan waktu berlayar menjadi sulit dan berisiko (Rachmadi et al., 2024). Nelayan perlu melakukan persiapan khusus dan memeriksa prakiraan cuaca sebelum melaut, meskipun informasi cuaca sering kali tidak dapat diandalkan sepenuhnya. Oleh karena itu, penanganan risiko cuaca memerlukan kewaspadaan tinggi serta strategi mitigasi untuk menjaga keselamatan dan keberlanjutan usaha mereka.
Distribusi adalah proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen akhir, yang melibatkan aktivitas seperti pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan (Indrajaya et al., 2022). Proses distribusi bertujuan memastikan kerang sampai ke konsumen dalam kondisi segar dan berkualitas baik. Mengingat kerang adalah produk perikanan yang mudah rusak, sistem distribusi yang efisien sangat penting. Penyimpanan kerang dengan fasilitas pendingin memainkan peran krusial dalam menjaga kesegarannya selama distribusi. Pengemasan yang benar juga dapat melindungi kerang dari kerusakan fisik selama transportasi (Waluyo & Kusuma, 2017). Sistem distribusi yang efektif memastikan kerang dapat menjangkau pasar lokal maupun regional dengan cepat dan tanpa penurunan kualitas. Manajemen distribusi yang baik dapat meningkatkan nilai ekonomis produk kerang secara signifikan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi kerang meliputi kondisi lingkungan seperti salinitas air dan substrat dasar yang menentukan jenis kerang yang dapat tumbuh di suatu daerah (Silaban et al., 2021)Infrastruktur transportasi, seperti jalan dan fasilitas pendingin, juga memainkan peran penting dalam menjaga kesegaran produk selama distribusi. Teknologi pengemasan dan penyimpanan dapat meminimalkan kerusakan kerang, sementara jaringan pemasaran yang solid memastikan distribusi dari produsen ke konsumen berjalan efektif. Musim tangkap mempengaruhi pasokan kerang, sementara permintaan konsumen, baik lokal maupun regional, menentukan jenis produk yang dicari (Adila et al., 2023). Persaingan antar produsen lokal dapat mempengaruhi harga, sementara kebijakan pemerintah tentang pengelolaan sumber daya alam dan regulasi distribusi turut mempengaruhi proses distribusi kerang. Semua faktor ini saling berkaitan dan berdampak pada efektivitas distribusi serta keuntungan bagi produsen dan konsumen (Darmawan et al., 2018).
Sistem distribusi produk perikanan mencakup serangkaian proses yang memastikan produk sampai ke konsumen dengan kualitas baik. Proses ini meliputi pengumpulan hasil tangkapan, penyortiran berdasarkan ukuran dan jenis, serta pengemasan untuk melindungi produk. Transportasi dilakukan dengan berbagai moda, seperti kendaraan darat dan laut, yang sering dilengkapi fasilitas pendingin. Infrastruktur seperti jalan memegang peranan penting dalam kelancaran distribusi produk perikanan. Pedagang lokal dan perantara sering menjadi penghubung antara produsen dan konsumen akhir. Musim tangkap juga memengaruhi distribusi produk, yang dapat menyebabkan fluktuasi pasokan di pasar (Asmita et al., 2022).
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Playangan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon dengan tujuan untuk mengetahui Apa saja jenis-jenis kerang yang dipasarkan di Desa Playangan dan untuk mengetahui Bagaimana distribusi kerang di desa Playangan.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dikumpulkan dalam satu data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber yang bersangkutan berupa wawancara. Data tersebut berupa data tentang jenis-jenis kerang yang di distribusikan di desa playangan dan distribusi kerang yang dipasarkan di Desa Playangan.Kemudian, hasil yang didapatkan dilanjutkan dengan analisis data secara deskriptif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Di Desa Playangan, berbagai jenis kerang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen lokal maupun luar daerah. Beberapa jenis yang umum dijual meliputi kerang dara, kerang hijau, kerang tahu, kerang simping dan kerang batik. Setiap jenis kerang memiliki karakteristik dan pasar yang berbeda. Berikut adalah rincian tentang jenis-jenis kerang yang dipasarkan di desa tersebut.
Di Desa Playangan, terdapat lima jenis kerang utama yang dipasarkan: kerang dara, kerang hijau, kerang tahu, kerang simping, dan kerang batik. Kerang dara memiliki cangkang hitam dengan ukuran kecil hingga sedang dan permukaan kasar bergaris radial. Harga kerang dara bervariasi sesuai pasar, mulai dari Rp6.000 per kilogram untuk pasar lokal, hingga Rp8.000 untuk konsumsi di hotel atau perusahaan. Kerang hijau, dengan cangkang hijau kecokelatan dan permukaan halus mengilap, dihargai serupa dengan kerang dara di semua pasar, mulai dari Rp6.000 hingga Rp8.000 per kilogram. Kerang tahu, yang memiliki cangkang putih kekuningan berbentuk segi empat, dijual dengan harga serupa, yaitu Rp6.000 hingga Rp8.000 per kilogram.
Kerang simping memiliki karakteristik cangkang pipih berwarna putih hingga krem dengan tepi bergelombang. Harga kerang ini sedikit lebih tinggi, dimulai dari Rp7.000 per kilogram di pasar lokal hingga Rp9.000 untuk hotel atau perusahaan. Terakhir, kerang batik, dengan cangkang cokelat bermotif batik alami, dijual dengan harga tertinggi dibanding jenis lainnya, yaitu Rp8.000 hingga Rp10.000 per kilogram. Kerang batik populer di pasar khusus karena keunikannya.
Distribusi kerang di Desa Playangan dilakukan melalui empat saluran utama: pasar lokal, hotel, perusahaan, dan konsumen langsung. Setiap saluran memiliki proses distribusi spesifik, mulai dari nelayan yang menangkap kerang hingga pengepul yang menjualnya ke berbagai pasar. Proses distribusi ini dirancang untuk memastikan kerang tetap segar dan berkualitas hingga sampai ke tangan konsumen.
Distribusi kerang di Desa Playangan dilakukan melalui beberapa saluran utama, yaitu ke pasar tradisional, hotel atau PT, dan langsung ke konsumen. Setiap saluran memiliki tahapan distribusi yang berbeda sesuai kebutuhan pasar dan kondisi lokal.
Distribusi kerang di Desa Playangan dilakukan melalui empat saluran utama: pasar lokal, hotel, perusahaan, dan konsumen langsung. Proses distribusi ke pasar lokal dimulai dari pengepul yang menanamkan modal kepada nelayan untuk membantu pembelian alat tangkap. Nelayan kemudian menangkap kerang dan menyerahkannya kepada pengepul. Setelah itu, pedagang pasar membeli kerang dari pengepul untuk dijual di pasar tradisional kepada konsumen lokal. Pasar-pasar yang menjadi tujuan distribusi ini meliputi pasar Gebang, Pabuaran, Babakan, dan Losari di wilayah Cirebon, serta daerah di luar Cirebon seperti Sumedang, Brebes, dan Tegal. Distribusi ini memungkinkan masyarakat setempat memperoleh kerang dengan harga terjangkau.
Distribusi ke hotel dilakukan untuk memenuhi kebutuhan menu konsumsi dalam skala besar. Prosesnya melibatkan pengepul yang memberikan modal kepada nelayan untuk menangkap kerang, yang kemudian dijual kembali kepada pengepul. Pengepul menjalin kerja sama langsung dengan pihak hotel untuk memastikan pasokan kerang berkualitas. Hotel-hotel di sekitar wilayah Cirebon membeli kerang ini untuk menyajikan menu konsumsi kepada tamu mereka.
Distribusi ke perusahaan (PT) dilakukan dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan produksi. Prosesnya mirip dengan distribusi lainnya, di mana pengepul menanamkan modal kepada nelayan, kemudian menjual hasil tangkapan mereka kepada perusahaan. Perusahaan seperti PT. Kelola Mina Laut dan PT. KBT Seafood membeli kerang ini untuk diolah menjadi produk lain yang dijual kepada pedagang besar atau agen. Produk ini kemudian didistribusikan lebih lanjut oleh pengecer untuk dijual kepada konsumen akhir.
Distribusi langsung kepada konsumen juga dilakukan, biasanya dalam jumlah kecil. Proses ini melibatkan konsumen yang membeli kerang langsung dari pengepul untuk kebutuhan sehari-hari atau acara khusus. Harga yang ditawarkan melalui jalur ini sering kali lebih murah dibandingkan harga di pasar, karena tidak melibatkan perantara. Jalur distribusi ini sangat fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Setiap saluran distribusi ini memiliki tahapan yang dirancang untuk menjaga kualitas kerang hingga sampai ke tangan konsumen. Beragam faktor seperti cuaca, infrastruktur transportasi, dan teknologi penyimpanan turut memengaruhi kelancaran distribusi. Sistem distribusi yang efisien memungkinkan kerang tetap segar, mendukung ekonomi lokal, dan memenuhi permintaan pasar di berbagai segmen.
Berdasarkan hasil wawancara pada Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat lima jenis kerang utama yang dipasarkan di Desa Playangan, yaitu kerang dara, kerang hijau, kerang tahu, kerang simping, dan kerang batik. Kerang dara memiliki cangkang hitam dengan ukuran kecil hingga sedang dan permukaan kasar, yang menjadikannya populer untuk konsumsi rumah tangga. Kerang hijau berciri khas cangkang hijau kecokelatan dengan ukuran besar dan permukaan halus, sering digunakan untuk kebutuhan restoran. Kerang tahu memiliki cangkang putih kekuningan yang tebal dan berbentuk segi empat, cocok untuk berbagai jenis olahan masakan. Kerang simping memiliki cangkang pipih berwarna putih hingga krem, sedangkan kerang batik dengan pola unik menjadi pilihan populer di pasar khusus.
Kerang darah (Anadara granosa) memiliki cangkang berwarna hitam atau coklat kehitaman dengan ukuran kecil hingga sedang, berbentuk oval, dan permukaan kasar dengan garis-garis radial yang menonjol. Habitatnya berada di dasar perairan berlumpur atau pasir berlumpur di kawasan pesisir, terutama di perairan estuari dengan salinitas stabil dan kedalaman 0,5–5 meter. Kerang ini merupakan filter feeder yang menyaring plankton dan partikel organik untuk makanannya, serta memiliki kandungan hemoglobin tinggi di jaringan tubuh, yang memberikan warna merah khas pada dagingnya. Karakteristik morfologinya membantu kerang ini beradaptasi dengan lingkungan berlumpur dan kaya bahan organik, menjadikannya salah satu komoditas penting di sektor perikanan (Ginting, et al., 2017).
Kerang tahu memiliki cangkang berwarna putih kekuningan dengan bentuk segi empat agak membulat, permukaan halus, dan cangkang yang tebal. Ukurannya sedang hingga besar, menjadikannya mudah dikenali dibandingkan jenis kerang lainnya. Habitat kerang ini berada di dasar perairan berlumpur atau berpasir berlumpur di kawasan pesisir, terutama di perairan estuari atau laguna yang kaya nutrien. Sebagai filter feeder, kerang tahu memakan plankton dan bahan organik dari air, yang menjadikannya penting dalam menjaga kualitas perairan. Kerang ini memiliki nilai ekonomi tinggi, sering dimanfaatkan untuk konsumsi rumah tangga maupun restoran karena dagingnya yang tebal dan rasa yang lezat. Ciri fisiknya yang khas dan kemampuan adaptasinya terhadap lingkungan membuat kerang tahu menjadi salah satu komoditas penting di sektor perikanan (Sari, 2023).
Kerang hijau memiliki cangkang berwarna hijau kecokelatan dengan bentuk lonjong dan permukaan halus yang mengilap. Ukuran kerang ini relatif besar dibandingkan dengan jenis kerang lainnya, dengan panjang cangkang mencapai 8–10 cm pada individu dewasa. Habitatnya meliputi perairan pesisir hingga kedalaman 10 meter, terutama di substrat keras seperti batu, kayu, atau struktur buatan seperti tiang dermaga. Kerang hijau adalah filter feeder yang memakan plankton dan partikel organik dari air, sehingga sering digunakan sebagai indikator kualitas perairan. Kandungan gizi yang tinggi, seperti protein dan mineral, membuatnya bernilai ekonomi tinggi dan banyak dibudidayakan dalam sistem akuakultur. Ciri khas warna hijaunya membantu membedakan kerang ini dari jenis lainnya di pasar perikanan (Desy et al., 2022).
Kerang simping memiliki cangkang tipis berwarna putih hingga krem, berbentuk bulat simetris dengan tepi yang bergelombang. Permukaan cangkangnya halus dan ringan, memudahkan identifikasi dibandingkan jenis kerang lainnya. Habitatnya berada di perairan pesisir yang berlumpur atau berpasir, terutama di wilayah dengan arus air yang stabil dan kandungan nutrien melimpah. Sebagai filter feeder, kerang simping memakan plankton dan partikel organik dari air, yang juga menjadikannya indikator kualitas lingkungan perairan.. Daging kerang simping yang lembut dan rasa khasnya membuatnya populer dalam masakan, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun restoran. Selain itu, cangkangnya sering dimanfaatkan untuk kerajinan tangan, menjadikannya memiliki nilai ekonomis tinggi. Adaptasinya terhadap lingkungan pesisir yang kaya bahan organik mendukung keberlanjutan populasi kerang simping sebagai sumber daya perikanan (Cakasana et al., 2014).
Kerang batik memiliki cangkang berbentuk oval dengan pola khas berwarna cokelat menyerupai motif batik, permukaannya halus, dan sedikit mengilap. Ukuran kerang ini berkisar antara sedang hingga besar, dengan panjang rata-rata 5–7 cm. Habitatnya berada di dasar perairan berlumpur atau pasir berlumpur di kawasan pesisir dangkal, terutama di wilayah dengan arus air yang tenang dan kaya bahan organik. Kerang ini merupakan filter feeder yang memakan plankton dan partikel organik, membantu menjaga keseimbangan ekosistem perairan. Dagingnya yang lembut dan rasanya yang gurih menjadikannya sangat diminati untuk konsumsi, baik dalam bentuk segar maupun olahan. Selain itu, pola unik pada cangkangnya sering dimanfaatkan untuk kerajinan tangan, meningkatkan nilai ekonomisnya di sektor perikanan dan kerajinan. Adaptasi habitat yang baik membuat kerang batik menjadi komoditas penting di pasar lokal dan ekspor (Ambarwati, 2010).
Berdasarkan hasil wawancara pada Tabel 2 Distribusi kerang di Desa Playangan terbagi menjadi empat saluran utama, yaitu pasar lokal, hotel,PT, dan konsumen langsung. Distribusi ke pasar lokal melibatkan pengepul yang membeli kerang dari nelayan dan menjualnya kepada pedagang pasar. Pasar-pasar yang menjadi tujuan distribusi antara lain pasar Gebang, Pabuaran, Babakan, dan Losari di wilayah Cirebon, serta daerah luar Cirebon seperti Sumedang, Brebes, dan Tegal. Saluran ini penting untuk memastikan kerang tersedia dengan harga terjangkau bagi masyarakat setempat. Distribusi ke PT biasanya dilakukan dalam skala besar dengan kualitas produk yang lebih tinggi, dengan perusahaan seperti PT. Kelola Mina Laut dan PT. KBT Seafood, Distribusi Ke hotel dilakukan dalam skala besar dengan memperharikan kualitas produk distribusi kehotel seperi hotel-hotel di sekitar wilayah Cirebon. Untuk konsumen langsung, pembelian dilakukan dalam jumlah kecil untuk kebutuhan harian atau acara tertentu.
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan di mana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu dan tempat. Di era kompetitif yang dewasa saat ini, persaingan yang begitu ketat antar perusahaan membuat mereka harus bekerja keras untuk tetap bertahan. Penerapan strategi yang tepat menjadi bagian penting bagi perusahaan untuk bertahan di tengah ketatnya persaingan pasar. Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi (Apriadi & Saputra, 2017).
Distribusi memiliki peranan penting yang mengharuskan perusahaan memperhatikan secara detail berjalannya proses distribusi. Dalam pendistribusian produk, terdapat banyak aspek yang harus diperhatikan, seperti fasilitas, transportasi, ketersediaan, dan komunikasi dari pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu, diperlukan pengontrolan yang teliti untuk memastikan bahwa segala proses distribusi tidak menghambat proses lain yang berkaitan. Proses distribusi yang kurang efektif akan berdampak pada kualitas produk yang sampai di tangan konsumen. Perusahaan harus menetapkan strategi distribusi dengan tepat untuk menghindari kerugian, karena distribusi merupakan rantai yang saling berkaitan. Kesalahan kecil selama proses distribusi, apabila tidak segera diatasi, dapat menghambat keseluruhan proses dan berdampak buruk pada kualitas produk serta kepuasan konsumen (Karundeng et al., 2018).
Ada banyak macam cara yang digunakan oleh produsen untuk mendistribusikan barang dan jasa kepada konsumen. Biasanya, alternatif saluran yang dipakai didasarkan pada jenis-jenis barang dan segmen pasarnya. Hal ini diterapkan untuk hasil produksi suatu perusahaan. Dalam penyaluran barang konsumsi yang ditujukan untuk pasar konsumen terhadap 5 macam saluran yaitu : 1)Produsen– Konsumen 2)Produsen– Pengecer– Konsumen 3)Produsen– Pedagang Besar– Pengecer Konsumen 4)Produsen–
Agen–Pengecer– Konsumen 5)Produsen– Agen– Pedagang Besar Pengecer– Konsumen Dalam persoalan yang menyangkut pada pemilihan saluran distri busi, maka manajer harus benar-benar mampu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi pemilihan tersebut. faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pemilihan saluran distribusi yaitu : (1)Pertimbangan mengenai pasar. (2)Pertimbangan mengenai barang atau produk. (3) Pertimbangan mengenai perantara (4) Pertimbangan mengenai perusahaan (Jaya et al., 2024).
Produk laut memiliki rantai proses produksi yang cukup panjang, mulai dari penangkapan hingga menjadi produk yang siap konsumsi. Rantai kegiatan tersebut pada dasarnya merupakan rantai pasok yang mengalirkan bahan baku, untuk kemudian didistribusikan hingga sampai ke tangan konsumen. Saluran distribusi dari suatu perusahaan sangat penting dan memerlukan pertimbangan yang tepat karena memiliki pengaruh besar terhadap penjualan. Pola distribusi yang umum terjadi di daerah pesisir adalah nelayan - pengepul - pedagang pasar - konsumen. Pola ini terbentuk karena nelayan menginginkan hasil penjualan yang relatif cepat, sehingga banyak dari mereka memilih menjual hasil tangkapan kepada pengepul dengan harga murah. Dengan cara ini, mereka dapat menghemat waktu untuk beristirahat. Setiap pola distribusi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, seperti efisiensi, keuntungan dari harga jual, serta kecepatan waktu penjualan (Imansyah et al., 2022).
Faktor-faktor yang memengaruhi distribusi kerang mencakup cuaca buruk seperti angin barat, infrastruktur transportasi seperti fasilitas jalan, serta teknologi penyimpanan seperti fasilitas pendingin dan pengemasan modern. Cuaca buruk seperti angin kencang, gelombang tinggi, dan hujan deras menghambat aktivitas nelayan di laut, sementara infrastruktur transportasi memastikan kelancaran pengiriman. Teknologi penyimpanan membantu mempertahankan kualitas kerang selama proses distribusi. Musim tangkap dan permintaan pasar juga memengaruhi jumlah serta jenis kerang yang tersedia. Menurut Qodrunnada & Hafiludin, (2023) harga dan margin pemasaran bisa berubah sewaktu-waktu akibat faktor cuaca, mutu, dan musim.
SIMPULAN
Penelitian di Desa Playangan mengidentifikasi lima jenis kerang utama yang dipasarkan: kerang dara, kerang hijau, kerang tahu, kerang simping, dan kerang batik. Setiap jenis memiliki karakteristik unik yang memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun regional. Pola distribusi kerang mencakup pasar tradisional, hotel, PT/Perusahaan, dan konsumen langsung, yang masing-masing melibatkan tahapan distribusi berbeda untuk memastikan kualitas produk terjaga. Faktor yang memengaruhi distribusi meliputi cuaca buruk, infrastruktur transportasi, teknologi penyimpanan, musim tangkap, dan permintaan pasar. Sistem distribusi yang baik, termasuk penggunaan fasilitas pendingin dan pengemasan modern, memungkinkan distribusi kerang berjalan efisien, mendukung keberlanjutan ekonomi nelayan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal.
REFERENSI
Adila, W., Jannah, D., Latip, L., & Erinaldi, E. (2023). Potensi Pengembangan Ekonomi Lokal Di Kota Dumai. Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 20(1), 157–168.
Ambarwati, R. (2010). Morfologi fungsional kerang batik Paphia undulata (Bivalvia: Veneridae). Berkala Penelitian Hayati, 16(1), 83–87.
Apriadi, D., & Saputra, A. Y. (2017). E-Commerce berbasis marketplace dalam upaya mempersingkat distribusi penjualan hasil pertanian. Jurnal RESTI (rekayasa sistem dan teknologi informasi), 1(2), 131–136.
Asmita, R. A., Putri, T. Y., & Aisyah, S. (2022). Supply Chain Analysis and Distribution Of Chicken Meat (Case Study UD Naya Chicken Cut, East Binjai District). Journal of Indonesian Management, 2(2), 399–404.
Cakasana, N., Suprijanto, J., & Sabdono, A. (2014). Aktivitas Antioksidan Kitosan yang Diproduksi dari Cangkang Kerang Simping (Amusium sp) dan Kerang Darah (Anadara sp). Journal of Marine research, 3(4), 395–404. Darmawan, D., Damayanti, I., Sa’diyah, K., Hasanah, N., & Khasanah, Z. N. (2018). Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman usaha itik petelur di Dusun Gedang Desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto. Jurnal Agrimas, 2(2), 115–124.
Desy, W., Ardyati, D. P. I., & Kusrini, K. (2022). Identifikasi Jenis-jenis Gastropoda di Zona Intertidal Perairan Pantai Desa Lontoi Kecamatan Siompu Kabupaten Buton Selatan. Penalogik: Penelitian Biologi dan Kependidikan, 1(1), 25–44.
Ferijal, T., & Mahdi, S. (2023). Potensi Pengolahan Kerang Lokan Menjadi Kerupuk di
Leupung Aceh Besar. Jurnal Pengabdian Pembangunan Pertanian Dan
Lingkungan (Jp3l), 1(1), 47–53.
Ginting, E. D. D., Susetya, I. E., Patana, P., & Desrita, D. (2017). Identifikasi jenis-jenis bivalvia di Perairan Tanjungbalai, Provinsi Sumatera Utara. Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, 4(1), 13–20.
Imansyah, R. A., Sakdiyah, S. H., Bahar, K., Widjanarko, M. A. R., Zaky, M., & Radianto, D. O. (2022). Analisis Alur Distribusi Hasil Tangkapan Ikan Nelayan Pantai Kenjeran: Pola Rantai Distribusi Perikanan yang Ada di Pantai Kenjeran, Rantai distribusi umum yang terjadi di pantai Kenjeran. Jurnal Masyarakat Maritim, 6(1), 20–25.
Indrajaya, T., Maulana, A., Yulianti, S., Ismaya, S. B., & Nuraini, A. (2022). Pola Distribusi dan Margin Pemasaran Bawang Merah di Kota Parepare. Jurnal Economina, 1(2), 334–346.
Jaya, E. P., Sissah, S., & Agusriandi, A. (2024). Analisis saluran distribusi produk CV. Adila Snack Jambi. Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Manajemen, 2(2), 410–422.
Karundeng, T. N., Mandey, S. L., & Sumarauw, J. S. (2018). Analisis Saluran Distribusi Kayu (Studi Kasus Di Cv. Karya Abadi, Manado). Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 6(3).
Qodrunnada, S., & Hafiludin, H. (2023). Analisis Rantai Distribusi Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Branta Kabupaten Pamekasan. Juvenil: Jurnal Ilmiah Kelautan dan Perikanan, 4(3), 254–263.
Rachmadi, R., Triloka, J., Irianto, S. Y., & Sriyanto, S. (2024). Pemanfaatan SIG Untuk Model Pemetaan Zona Potensial Penangkapan Ikan di Perairan Lampung. JUPITER: Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Komputer, 16(2), 659–669.
Ridlo, M. A., & Yuliani, E. (2018). Mengembangkan kawasan pesisir pantai Kota Semarang sebagai ruang publik. Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian, 15(1).
Sari, W. A. (2023). Kepadatan Dan Pola Sebaran Kerang Tahu (Meretrix Meretrix) Sebagai Dasar Pengelolaan Sumberdaya Berkelanjutan Di Kawasan Batu Belubang Kabupaten Bangka Tengah. Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan, 17(2), 102–109.
Silaban, R., Silubun, D. T., & Jamlean, A. A. R. (2021). Aspek Ekologi Dan Pertumbuhan Kerang Bulu (Anadara antiquata) Di Perairan Letman, Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 14(2), 120–131.
Sitompul, M. K. (2020). Identifikasi keanekaragaman jenis-jenis kerang (bivalvia) daerah pasang surut di Perairan Desa Teluk Bakau. Jurnal Maritim, 2(1), 42–51.
Tje, M. F., Yahyah, Y., & Toruan, L. N. (2019). Analisa kelimpahan kerang darah (Anadara granosa) dan pemanfaatannya oleh masyarakat di Desa Oebelo, Kabupaten Kupang. Jurnal Aquatik, 2(2), 31–40.
Ulfa, M. (2018). Persepsi masyarakat nelayan dalam menghadapi perubahan iklim (ditinjau dalam aspek sosial ekonomi). Jurnal Pendidikan Geografi, 23(1), 41–49.
Waluyo, E., & Kusuma, B. (2017). Keamanan Pangan Produk Perikanan. Universitas Brawijaya Press.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Jenis dan Distribusi Kerang yang Dipasarkan di Desa Playangan
Rabu, 1 Januari 2025 08:07 WIBArtikel Terpopuler